Namun siapa sangka para interogator punya jurus jitu lainnya apabila cara-cara sebelumnya tidak berhasil. Cara tersebut dengan memperdengarkan lagu. Metode tersebut memanfaatkan kelemahan organ telinga manusia yang hampir tak terlindungi. Beberapa lagu dipercaya dapat mempengaruhi tekanan mental si pendengar. Apalagi jika diperdengarkan secara berulang-ulang dengan volume maksimal. Selain untuk keperluan interogasi, lagu-lagu ini juga digunakan sebagai bentuk penyiksaan yang tidak manusiawi terhadap para tahanan.
Mungkin Anda telah familiar dengan beberapa lagu ini. Jika didengarkan dengan batas 'wajar', beberapa lagu berikut ini bakal terdengar enak dan menyenangkan. Namun faktanya beberapa penjara kelas wahid tak pernah ketinggalan menggunakan metode ini.ACDC dan Metallica
Lagu Heavy Metal tentu menjadi favorit para interogator. Penjara sekelas Guantanamo Bay tak pernah ketinggalan menggunakan lagu ini. Bukan untuk bersenang-senang tentunya. Lagu ini akan diputarkan kepada tahanan dengan volume yang sangat kencang dan diputar berulang kali. Metode tersebut terbukti ampuh membuat mental tersangka terganggu.
Untuk ACDC lagu yang paling sering digunakan adalah Hells Bells. Sedangkan lagu Enter Sandman milik Metallica juga menjadi langganan metode ini.
Nancy Sinatra - These Boots Were Made For Walking
Sebenarnya lagu ini begitu enak didengarkan. Namun lain cerita bagi para tersangka yang menjadi 'korban' kekuatan tersembunyi lagu tersebut.
Kali ini pengakuan terkuak oleh sang korban itu sendiri. Ia adalah David Koresh, seorang pemimpin sekte sesat yang pernah mengaku nabi. Dia adalah orang yang pertama kali disiksa dengan lagu berjudul These Boots Were Made For Walking.
Ia dimasukkan dalam sebuah ruangan sempit dengan speaker yang sangat besar. Ketika lagu tersebut dimainkan, para petugas interogator memakai penutup telinga. Efektif, karena akhirnya Koresh menyerah karena sudah tidak tahan mendengarkan lagu tersebut.
Sesame Street Theme Song
Yang satu ini jelas cukup mengherankan. Bagaimana bisa lagu untuk anak-anak menjadi senjata pembongkaran kejahatan? Namun setelah tau cara kerjanya mungkin lagu ini tak akan jadi lagu yang enak lagi untuk di dengar.
Agen pemerintahan Amerika Serikat menjelaskan bahwa tahanan Guantanamo Bay dan Abu Ghraib disiksa dengan lagu ini. Ia mengatakan bahwa para tahanan diikat di sebuah kursi dengan headphone yang terpasang. Kemudian mereka ditinggalkan dalam waktu yang lama bahkan hingga berhari-hari dengan lagu bervolume kencang di kuping mereka.
Christina Aguilera - Dirrty
Kali ini pengakuan dari salah satu tersangka yang jadi korban penyiksaan interogator lewat lagu ini. Dia adalah Mohammed Al Qahtani, salah satu tersangka pelaku pembajakan pesawat yang menabrak gedung WTC. Selama di Guantanamo Bay, ia selalu bangun dari tidurnya dengan dua cara yang buruk. Yang pertama adalah dengan siraman air di kepalanya dan yang kedua adalah diputarkan lagu Christina Aguilera ini dengan volume yang super kencang.
Lagu ini terkenal dengan liriknya yang banyak mengeksploitasi hal intim. Penyiksaan ini seringkali dicampurkan dengan metode lain seperti menari tanpa memakai baju, mengencingi diri sendiri, penghancuran moral dan masih banyak metode lainnya. Tindakan tidak manusiawi ini menuai kontroversi dan para interogator tersebut diprotes oleh pengacara dari Al Qahtani.
Deicide - F**k Your **d
Yang terakhir ini benar-benar menjadi andalan ketidakmanusiawian para interogator dalam menyiksa tersangkanya. Lagu beraliran death metal ini benar-benar bisa membunuh dari segi musik maupun lirik. Lirik explicit anti-religi ini mampu mengganggu mental siapa saja yang mendengarkan lagu tersebut setiap waktu dengan kondisi kurang tidur dalam ruangan sempit dengan volume sekeras-kerasnya.
Yang lebih buruk, drummer band Deicide yang bernama Steve Asheim tersebut menyatakan bangga jika lagunya digunakan menjadi salah satu lagu penyiksaan bagi para tahanan. Lagu ini sendiri banyak digunakan oleh tentara Amerika untuk menyiksa para tahanan religius di Iraq.